Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

kekurangan volume cairan ( hipovolemia )

Kekurangan volume cairan ( FVD ) kehilangan air dan elektrolit dengan proporsi yang sama. Jadi resiko elektrolit dan air sama besar. Hipovolemia berbeda dengan istilah dehidrasi, dehidrasi itu sendiri adalah hilangnya air saja namun kadar Na meningkat, jadi rasio elektrolit dan air tidak sama besar. Kekurangan volume cairan terjadi akibat hilangnya cairan tubuh yang lebih cepat atau lebih banyak dari asupanya tetapi bias uga semata – mata akibat masukan yang tidak adekuat yang terjadi cukup lama.

Penyebab hipovolemia adalah : muntah – muntah, diare, bilas lambung ( suction GI ), keringat, penurunan asupan cairan.

Faktor resiko tambahanya adalah : Diabetes insipidus, Insuisiensi adrenal, diuresis osmotic, perdarahan, koma, perpindahan cairan ke rongga ketiga atau dari vaskuler ke ruang yang lain misalnya edema pada luka baker, asites pada disfungsi hepar .

Manifestasi klinis dari Hipovolemia adalah dapat berlangsung secara cepat dan dapat ringan, sedang atau berat. Tergantung pada tingkat kehilangan cairan. Penurunan turgor kulit, oliguria, urin pekat, hipotensi postural, rekuensi jantung lemah dan cepat, vena leher rata, kenaikan suhu tubuh, penurunan tekanan vena sentral, kulit yang dingin basah karena vasokonstriksi perifer, haus, anoreksia, mual, lesu, kelemahan otot, kram.

Pemeriksaan penunjang untuk Hipovolemia adalah BUN : kreatinin = > 10 : 1, hematokrit (Ht ) meningkat, Kadar Na dan K darah dapat meningkat dan juga bias menurun ( Hipernatremia – peningkatan IWL dan Diabees insipidus, Hiponatremia – rasa haus meningkat dan pelepasan ADH, Hiperkalemia – insufisiensi adrenal, Hipokalemia – gangguan GI dan renal ), Berat jenis urin meningkat.

Untuk pengkajian keperawatan Hipovolemia adalah :

1.masukan dan pengeluaran cairan diukur dan dievaluasi minimal 8 jam sekali kadang tiap jam juga diperlukan.

2.kaji apakah ada poliuri-diare- muntah dan sebagainya, kaji urin output < 30 ml/ jam pada orang dewasa.

3.kaji TTV : nadi lemah dan cepat hipotensi postural ( penurunan tekanan sistolik > 15 mmHg ketika klien bergerak dari posisi berbaring ke posisi duduk ) penurunan suhu ( kecuali ada infeksi ).

4.Kaji turgor kulit dan lidah secara berkala.

5.Pada kulit orang yang sehat, kulit dicubit akan kembali ke posisi semula ketika dilepas. Kemampuan elastis ini di sebut turgor.

6.Tempat pengukuran turgor yang baik adalah pada bagian kulit diatas sternum, bagian dalam paha atau dahi.

7.Turgor kulit tidak valid pada lansia.

Intervensi keperawatan Hipovolemia :

1.Kaji kebutuhan cairan klien, demam – kebutuhan cairan meningkat

2.Asupan per oral di tingkatkan, jika memungkinkan klien bias minum.

3.Jika mual beri cairan sedikit namun kering, bila perlu diberi obat anti mual.

4.Jika kehilangan cairan akut atau berat , pemberian melalui intravenadibutuhkan.

5.Larutan elektrolit isotonis seperti linger laktat atau NaCl 0,9 % yang sering digunakan.

6.Jika normotensif diganti larutan hipotonis ( NaCl 0,45 % )

Post a Comment for "kekurangan volume cairan ( hipovolemia )"